Sabtu, 19 Oktober 2013

WAHAM KEBESARAN

MODUL PSIKOLOGI
WAHAM KEBESARAN




Oleh :
KELOMPOK 7
Iva Agustin Nuraini (1101100026)
RizkyOdiPramono (1101100027)
Resty SeptiyanaMaulidah (1101100029)
Joni Damiyanto (1101100042)
DitaRahayu (1101100043)
Tri HimawatiPuri W. (1101100044)
IA


KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
Jl. Besar Ijen No. 77C
Malang 65112




Definisi Waham Kebesaran
1.      Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain .Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol
2.      Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misal mata saya adalah komputer yang dapat mengontrol dunia )atau bisa pula tidak aneh hanya sangat tidak mungkin (misal FBI mengikuti saya )dan tetap dipertahankan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya .Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizophrenia.Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis .
3.      Waham (dellusi ) adalah keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas .Haber (1982) keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya .Rawlin (1993)dan tidak dapat digoyahkan atau diubah dengan alasan yang logis  (Cook and Fontain 1987)serta keyakinan tersebut diucapkan berulang -ulang.
4.      Waham kebesaran ( delusion of grandiosty). Penderita mempunyai kepercayaan bahwa dirinya merupakan orang penting dan berpengaruh, mungkin mempunyai kelebihan keuatan yang terpendam, atau benar-benar merupakan figur orang kuat sepanjang sejarah (misal : Jenderal Soedirman, Napoleon, Hitler, dan lain-lain).
PenyebabWaham
Waham dapat disebabkan karena ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain, panik, menekan rasa takut, stres yang berat yang mengancam ego yang lemah, kemungkinan aktor herediter.
Secara khusus faktor penyebab timbulnya waham diuraikan dalam beberapa teori yaitu :
1.      FaktorPredisposisi
a.       Teori Biologi
Faktor-faktor genetik ikut mempengaruhi perkembangan psikologis. Bila suatau individu memiliki anggota keluarga dengan kelainan psikologis maka individu tersebut memiliki resiko tinggi untuk mengalami kelainan psikologis yang sama. Pada penelitian terbaru menyatakan bahwa skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan suatu kecacatan sejak lahir yang terjadi pada Hipokampus otak. Teori biokimia menyatakan bahwa peningkatan dopamin neurotranmiter mengakibatkan peningkatan aktivitas yang berlebihan dan gangguan dalam asosiasi.

b.      TeoriPsikososial
Individu yang tumbuh dalam keluarga yang penuh konflik dan ansietas yang tinggi akan mengalami hambatan dalam perkembangan psikologisnya sehingga tidak dapat melakukan tugas perkembangan secara optimal. Anak yang tumbuh dalam keluarga psikosis akan menerima pesan-pesan yang membingungkan yang menyebabkan ketidakmampuan anak mempercayai orang lain. Kelainan psikosis dapat pula merupakan hasil ego yang lemah, bila individu mendapat stres yang berat yang mengancam ego yang lemah maka individu cenderung akan berespon maladaptif.

2.      FaktorPresipitasi Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses imformasi dan abnormalisasi yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menanggapi rangsangan.

a. Stres lingkungan
Secara biologis menetapakan ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi denga stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.

b. Pemicu gejala
Terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif yang berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan prilaku individu seperti gizi buruk, kurang tidur, infeksi, kelebihan rasa bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, gangguan dalan berhubungan interpersonal, kesepian, kemiskinan, tekanan pekerjaan dan sebagainya
Contoh Kasus
Ada seorang tua mengalami gangguan jiwa, yang mungkin karena rasa kagumnya kepada pemilik Lapindo Brantas, atau mungkin juga karena rasa kesalnya.Merasa dirinya adalah pemilik pengeboran yang telah melakukan kekacauan ini.Gaya bicara sudah seperti boss, asal perintah, sebentar tertawa, kemudian bicara lantang seolah-olah sedang memimpin rapat, sebentar kemudian menangis.
Masyarakat merasa kasihan, akhirnya orang tua ini dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa. Pada awal masuk, seluruh staff dan dokter RSJ berkeyakinan, bahwa orang ini masih dapat disembuhkan, karena penyakit yang dideritanya disebabkan tekanan yang begitu berat, apabila dapat diberikan penyadaran, dan sedikit dikurangi beban hidupnya, mungkinakan sembuh.
Selama 3 bulan pertama, penyembuhan ini terasa begitu sia-sia, karena setiap  dilakukan terapi, pasien mengatakan tidak mengalami masalah, karena ia mengaku dialah pemilik perusahaan ini, kenapa semua orang tidak percaya. Semua tingkah lakunya meniru orang kaya, walaupun tanpa HP, dia seakan-akan berkomunikasi dengan bawahannya, memberikan intruksi dan arahan, sebentar-bentar tersenyum menyatakan kepuasannya, di saat yang lain, marah.
Memasuki 6 bulan,  tanda-tanda kesembuhan mulai tampak. Ia mau berkomunikasi, dia sadar bahwa dia bukanlah pemilik pertambangan. Sudah  sadar, sudah tahu siapa dirinya, mengenal semua tamu yang datang  menjenguknya.
Pada bulan ke 10, Dokter RSJ menyatakan bapak  ini telah sembuh  total, berdasarkan pengamatan dan pemantauan selama 3 bulan terakhir.Dikarenakan ini adalah kasus yang jarang terjadi, maka sebagian staff  berinisiatif mengadakan syukuran, dengan mengundang seluruh dokter  yang ada,  dan paratamu yang dianggap membantu memberikan kesembuhan.
Diakhira cara sebelum ditutup dengan doa, maka bapak ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan testimoni, semacam ungkapan perasaan dan pernyataan untuk berterima kasih kepada yang lain.

Dengan sedikit sungkan, akhirnya bapak ini berbicara:
“Selama saya disini, dalam perawatan dan penyembuhan penyakit saya di Rumah Sakit ini, saya merasa terharu, sangat terharu. Karena tanpa bantuan Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian,  rasanya saya tidak mungkin seperti ini. Tak dapat di bayangkan, bagaimana jengkelnya Bapak dan Ibu sekali,  ketika menghadapi ulah saya dahulu, mengaku pemilik pertambangan, bergaya seperti orang kaya, seperti orang yang memiliki pengaruh tak terbatas,  perintahsana, perintahsini,  jika tidak dituruti,  akan marah. Untuk itu saya mengucapkan,  mohon maaf yang sebesar-besarnya”
“Ucapan terima kasih saya kepada dokter dokter  yang telah setia menemani, atas pengorbanan dan pengabdian yang tak kenal lelah, berjuang demi kesembuhan saya, sehingga saya sadar sesadar - sadarnya, bahwa saya bukanlah pemilik perusahaan itu. Juga ucapan terimakasih saya kepada seluruh staf,  karena telah menerima saya dengan baik, dan juga telah memperlakukan saya dengan baik .”
“Ada satu hal yang masih mengganjal di hati saya, sebelum saya tutup testimoniini. Saya sudah sadar,  bahwa saya bukanlah pemilik perusahaan, sehingga saya tidak perlu takut bertemu mereka, tidak perlu takut akan tuntutan tuntutan mereka, tidak perlu cemas akan tatapan mata mereka,  dan tidak perlu bertanggung jawab atas kesedihan mereka, tapi, apakah mereka juga sudah sadar,  bahwa saya bukanlah pemilik perusahaan itu.  Takutnya, mereka masih menyangka saya lah pemiliknya.

Upaya Penyembuhan
1.      Penanganan Medis
a.Farmakoterapi
b. Terapi kejang listrik
Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang grandmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi kejang listrik dapat diberikan pada skizoprenia yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik

c. Psikoterapi dan Rehabilitasi
Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu karena berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien kembali ke masyarakat, selain itu terapi kerja sangat baik untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama.

2.      TindakanKeperawatan
a.       Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip therapiutik
b.      Jangan membantah dan mendukung waham klien yaitu :
Katakan perawat
v menerima keyakinan waham klien “ saya menerima kenyakinan anda” disertai ekspresi menerima.
 Katakan perawat tidak mendukung “sukar bagi saya untuk
v mempercayainya” disertai ekspresi ragu.
 Tidak membicarakan isi waham klien
c.       Yakinkan klien berada dalam lingkungan aman dan terlindungi
* Anda berada ditempat yang aman, kami akan menemani anda
* Gunakan keterbukaan dan kejujuran
* Jangan tinggalkan klien sendiri
d.      Membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Diskusikan dengan klien kemampuan
v yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis
Tanyakan apa yang biasa dilakukan klien (kaitkan dengan aktivitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan klien melakukan saat ini
Beri pujian pada penampilan dan
v kemampuan klien yang realistis.
Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai kebutuhan wahamnya tidak ada, perawat perlu memperhatikan bahwa klien penting
e.       Membantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
Observasi kebutuhan klien sehari-hari
Diskusikan kebutuhan
v klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah sakit maupun di rumah (rasa takut, ansietas, marah)
Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan
v klien yang memerlukan waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadwal)
Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu
v menggunakan wahamnya
f.       Membantu klien dapat berhubungan dengan realita
Bicarakan dengan klien dalam kontek realitas (realitas diri, realitas orang lain, realistas tempat dan waktu)
Sertakan klien dalam therapy aktivitas kelompok (orientasi realitas)
Beri penguatan atau pujian terhadap kegiatan yang dilakukan klien
Kolaborasi dalam pemberian obat anti psikosis

g.      Membantu klien dapat menggunakan obat untuk mengendalikan wahamnya
Diskusikan dengan klien tentang obat untuk mengendalikan waham
Bantu klien untuk memastikan bahwa klien minum obat sesuai program dokter
Observasi tanda dan gejala terkait dengan efek samping obat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar